I. Manajemen
Persediaan
Manajemen
persediaan (inventory management) mencakup
aktivitas perencanaan, pengoordinasian, dan pengendalian yang berhubungan
dengan arus persediaan ke dalam, melalui, dan keluar dari suatu organisasi.
A. Biaya yang Berhubungan
dengan Barang yang akan Dijual
Mengelola
persediaan untuk meningkatkan laba bersih menyebabkan perusahaan harus
mengelola biaya yang berada dalam lima ketegori berikut secara efektif:
1. Biaya
pembelian (purchasing costs) harga pokok barang
yang diperoleh dari pemasok, termasuk ongkos angkut.
2. Biaya
pemesanan (ordering cost) biaya mempersiapkan
dan menerbitkan pesanan pembelian, menerima, dan memeriksa item yang dimasukkan
dalam pesanan, dan mencocokkan faktur yang diterima, pesanan pembelian, serta
catatan pengiriman untuk melakukan pembayaran.
3. Biaya
penyimpanan (carrying cost) biaya yang terjadi
ketika menyimpan persediaan barang yang akan dijual.
4. Biaya
kehabisan persediaan (stockout costs) biaya
yang terjadi ketika perusahaan kehabisan item tertentu yang diminta oleh
pelanggan dan perusahaan harus bertindak cepat untuk memenuhi permintaan
tersebut atau mengalami kerugian karena tidak memenuhinya.
5. Biaya
kualitas (quality cost) biaya yang terjadi
apabila fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa tidak sesuai dengan
spesifikasi pelanggan.
B. Model
Keputusan Economic-Order-Quantity (EOQ)
Kuantitas
pesanan yang ekonomis (economic-order-quantity EOQ) adalah
model keputusan yang menurut serangkaian asumsi tertentu, menghitung kuantitas
optimal persediaan yang akan dipesan. Versi model EOQ yang paling sederhana
mengasumsikan hanya ada biaya pemesanan serta penyimpanan, dan model tersebut
juga mengasumsikan:
1.
Kuantitas yang sama dipesan pada setiap titik
pemesanan kembali.
2.
Permintaan, biaya pemesanan, dan biaya
penyimpanan sudah diketahui dengan pasti.
3.
Biaya pembelian per unit tidak terpengaruh
oleh kuantitas yang dipesan.
4.
Tidak terjadi kehabisan persediaan.
5.
Dalam memutuskan ukuran pesanan pembelian,
manajer mempertimbangkan biaya kualitas hanya sejauh biaya tersebut
mempengaruhi biaya pemesanan atau penyimpanan.
Total
biaya yang relevan = Biaya pemesanan yang relevan + Biaya penyimpanan yang
relevan
Rumus untuk model EOQ adalah:
D = Permintaan dalam unit selama satu periode
tertentu
P = Biaya pemesanan yang relevan per pesanan
pembelian
C = Biaya penyimpanan yang relevan atas satu
unit yang disimpan selama periode waktu yang digunakan.
Total biaya yang relevan
(relevant total costs – RTC) tahunan untuk setiap kuantitas pesanan, dapat dihitung
sebagai berikut:
RTC = Biaya pemesanan yang
relevan tahunan + Biaya penyimpanan yang relevan tahunan
Kapan Melakukan Pesanan, dengan Asumsi Sudah
Pasti
Titik
pemesanan kembali (reorder point) adalah tingkat kuantitas
persediaan yang ada ditangan yang memicu pesanan pembelian baru. Titik
pemesanan kembali paling mudah dihitung jika baik permintaan maupun waktu
tenggang pesanan pembelian sudah diketahui dengan pasti.
Persediaan Pengaman
Persediaan
pengaman (safety stock) adalah persediaan yang
disimpan sepanjang waktu tanpa memandang kuantitas persediaan yang dipesan
dengan menggunakan model EOQ. Persediaan pengaman digunakan sebagai penyangga
terhadap kenaikan permintaan yang tidak diharapkan, ketidakpastian mengenai
waktu tenggang, dan ketidaktersediaan persediaan dari pemasok.
C. BIaya terkait produk
jadi yang terjual
Pertimbangan untuk
Memperoleh Estimasi Biaya yang Relevan
Biaya
penyimpanan persediaan yang relevan terdiri dari biaya inkremental yang relevan
ditambah biaya oportunitas modal yang relevan. Dalam kasus
kehabisan persediaan, perhitungan biaya oportunitas yang relevan memerlukan
estimasi marjin kontribusi yang hilang atas hilangnya penjualan di masa depan
karena pelanggan enggan membeli lagi akibat kehabisan persediaan. Biaya
pemesanan yang relevan hanya merupakan biaya pemesanan yang berubah sejalan
dengan jumlah pesanan yang dilakukan.
Biaya Kesalahan Prediksi
Kita
dapat menghitung biaya kesalahan “prediksi” ini dengan menggunakan pendekatan
tiga langkah:
Langkah 1: Menghitung
hasil moneter dari tindakan terbaik yang dapat ditempuh.
Berdasarkan
jumlah aktual dari input biaya (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 2: Menghitung
hasil moneter dari tindakan terbaik berdasarkan jumlah yang salah
dari
input biaya yang diprediksi (Biaya per pesanan pembelian).
Langkah 3: Menghitung
perbedaan antara hasil moneter dari langkah 1 dan langkah 2.
Konflik antara Model
Keputusan EOQ dan Evaluasi Kinerja Manajer
Sebagai
akibat dari pengabaian sejumlah biaya penyimpanan (biaya oportunitas),
para manajer cenderung membeli ukuran lot bahan yang lebih besar ketimbang
ukuran lot yang dihitung menurut model EOQ. Untuk mencapai kesesuaian antara
model keputusan EOQ dan evaluasi kinerja manajer, perusahaan merancang model
evaluasi kinerja yang membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk mengelola
tingkat persediaan dengan biaya penyimpanan yang mencakup pengembalian atas
investasi yang diperlukan.
Pembelian Just-In-Time
Pembelian
just in time (JIT) adalah pembelian bahan (atau barang) yang
kedatangannya tepat ketika diperlukan dalam produksi (atau penjualan).
Pembelian JIT dan Parameter
Model EOQ
Perusahaan
yang beralih ke pembelian JIT untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaannya
menyatakan bahwa, di masa lalu, biaya penyimpanan sebenarnya jauh lebih besar
dari yang diestimasikan karena biaya gudang, penanganan, penciutan, dan modal
tidak dapat diidentifikasi sepenuhnya.
Biaya yang Relevan dalam
Pembelian JIT
Pembelian
JIT tidak hanya dipandu oleh model EOQ. Model EOQ hanya dirancang untuk
menekankan trade-off antara biaya penyimpanan dan pemesanan yang relevan. Akan
tetapi, manajemen persediaan juga mencakup biaya pembelian, biaya kehabisan
persediaan, dan biaya kualitas.
Evaluasi Pemasok dan Biaya
Kuantitas yang Relevan serta Pengiriman Tepat Waktu
Perusahaan
yang mengimplementasikan pembelian JIT akan memilih pemasoknya secara cermat
dan membina hubungan jangka panjang dengan pemasok. Beberapa pemasok mungkin
telah siap ketimbang yang lainnya untuk mendukung pembelian JIT.
Pembelian JIT, Perencanaan
dan Pengendalian, serta Analisis Rantai Suplai atau Pasokan
Tingkat
persediaan yang disimpan oleh paritel dipengaruhi oleh pola permintaan para
pelanggannya dan hubungan pasokan dengan distributor serta produsennya, pemasok
dengan produsennya, dan seterusnya. Rantai pasokan (supply chain) menggambarkan
aliran barang, jasa, dan informasi dari sumber awal bahan serta jasa ke
pengiriman produk kepada pelanggan, tanpa memandang apakah aktivitas tersebut
terjadi dalam organisasi yang sama atau terjadi dalam organisasi lainnya. Para
manajer di perusahaan manufaktur juga telah mengembangkan sejumlah sistem untuk
merencanakan dan mengimplementasikan aktivitas produksi serta persediaan dalam
pabriknya. Ada dua jenis sistem yang telah banyak digunakan: material
requirement planning (MRP) dan produksi just-in-time (JIT).
D. Metode pengendalian
bahan baku
Materials
requirements planning (MRP) adalah sistem “push-through” yang
membuat barang jadi sebagai persediaan berdasarkan peramalan permintaan. MRP
menggunakan (1) peramalan permintaan akan produk akhir; (2) bill of materials yang
merinci bahan, komponen, dan subperakitan bagi setiap produk akhir, dan (3)
kuantitas bahan, komponen, dan persediaan produk untuk menentukan output yang
diperlukan pada setiap tahap produksi.
Manajemen Persediaan dan
Produksi JIT
Produksi
just-in-time (JIT), yang juga disebut produksi lean (lean
production), merupakan sistem manufaktur “demand-pull” yang
membuat setiap komponen dalam suatu lini produksi segera setelah, dan hanya
ketika, diperlukan oleh langkah selanjutnya dalam lini produksi. Suatu sistem
produksi JIT memiliki fitur-fitur berikut:
§ Produksi
diorganisasikan dalam sel manufaktur
§ Pekerjaan
direkrut dan dilatih agar multiterampil dan mampu melaksanakan beragam operasi
serta tugas, termasuk perbaikan kecil dan pemeliharaan rutin peralatan.
§ Kerusakan
dieliminasi secara agresif.
§ Waktu tetap—waktu
yang diperlukan agar peralatan, perkakas, dan bahan siap untuk memulai
pembuatan komponen atau produk akan dikurangi.
§ Pemasok
dipilih atas dasar kemampuannya untuk mengirimkan bahan berkualitas secara
tepat waktu.
Pengaruh Sistem JIT
terhadap Kalkulasi Biaya Produk
Dengan
mengurangi penanganan bahan, pergudangan, dan inspeksi, sistem JIT akan
menurunkan biaya overhead. Sistem JIT juga membantu dalam menelusuri secara
langsung beberapa biaya yang biasanya diklasifikasikan sebagai tidak langsung.
Manfaat Keuangan JIT dan
Biaya yang Relevan
Para
pendukung JIT pada awalnya melihat manfaat dari produksi JIT sebagai biaya
penyimpanan persediaan yang lebih rendah. Akan tetapi, ada manfaat lain dari
persediaan yang lebih rendah: memperkuat penekanan pada peningkatan kualitas
dengan mengeliminasi penyebab spesifik dari pengerjaan ulang, barang rongsokan,
dan pemborosan, serta waktu tenggang manufaktur yang lebih singkat. Ketika
menghitung manfaat dan biaya yang relevan dari pengurangan persediaan dalam
sistem produksi JIT, para analis biaya harus memperhitungkan semua manfaat dan
semua biayanya.
Sistem Enterprise Resource
Planning (ERP)2
Sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) terdiri dari satu database yang
mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam aplikasi perangkat lunak yang
mendukung semua aktivitas bisnis suatu perusahaan. Sistem tersebut juga
mengkredit komisi penjualan ke wiraniaga dan mencatat semua kalkulasi biaya
serta informasi akuntansi keuangan. Sistem ERP memberikan manajer tingkat
bawah, pekerja, pelanggan, dan pemasok akses ke informasi operasi. Manfaat ini,
digabungkan dengan koordinasi yang erat antarfungsi bisnis dari rantai nilai,
akan memungkinkan sistem ERP untuk mengalihkan rencana manufaktur dan
distribusi dengan cepat sebagai respon terhadap perubahan penawaran dan
permintaan.
Ukuran Kinerja dan
Pengendalian dalam Produksi JIT
Ukuran-ukuran
yang digunakan manajer untuk mengevaluasi dan mengendalikan produksi JIT serta
bagaimana ukuran tersebut diperkirakan akan terpengaruh oleh JIT.
1. Ukuran
kinerja keuangan, seperti rasio perputaran persediaan (harga pokok penjualan ÷
rata-rata persediaan), yang diharapkan menurun.
2. Ukuran
kinerja non keuangan dari waktu, persediaan, dan kualitas.
Kalkulasi Biaya Backflush
Mengorganisasikan
manufaktur dalam sel, yang mengurangi kerusakan dan waktu tenggang manufaktur,
serta memastikan pengiriman bahan secara tepat waktu, akan memungkinkan
pembelian, produksi, dan penjualan terjadi dalam urutan yang cepat dengan persediaan
yang minimal. Ketiadaan persediaan akan membuat pilihan mengenai asumsi arus
biaya (seperti metode rata-rata tertimbang atau FIFO) atau metode kalkulasi
biaya persediaan (seperti kalkulasi biaya absorpsi atau variabel) menjadi tidak
penting: Semua biaya manufaktur dari periode akuntansi mengalir secara langsung
ke harga pokok penjualan. Cepatnya konversi bahan langsung menjadi barang jadi
yang segera terjual akan sangat menyederhanakan sistem kalkulasi biaya.
Menyederhanakan Kalkulasi Biaya
Normal atau Standar
Penelusuran
berurutan (sequential tracking), merupakan sistem kalkulasi
biaya di mana pencatatan ayat jurnal dilakukan dalam urutan yang sama dengan
pembelian aktual dan kemajuan produksi. Titik pemicu (trigger
point) mengacu pada suatu tahap dalam siklus mulai dari pembelian
bahan langsung hingga penjualan barang jadi dimana ayat jurnal dibuat dalam
sistem akuntansi. Pendekatan alternatif bagi penelusuran berurutan adalah
kalkulasi biaya backflush. Kalkulasi biaya backflush adalah sistem kalkulasi
biaya yang mengabaikan pencatatan sejumlah ayat jurnal yang berhubungan dengan
tahap-tahap mulai dari pembelian bahan langsung hingga penjualan barang jadi.