Rabu, 12 Desember 2018

Pertemuan 12 : Just In Time, and Backflush Costing


A. Kelebihan dan Kelemahan JIT (Just In Time) -  

Kelebihan sistem produksi Just In Time :
1.              Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2.              Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
3.              Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
4.              Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.
5.              Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.

Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)
Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih memiliki kelemahan, yaitu :
1.              Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
2.              Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.
3.              Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4.              Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.

       
B. Pertimbangan penting dalam Backflush Costing
 Backflushing biasa disebut backflush costing atau backflush accounting merupakan pendekatan yang dipersingkat atas akuntansi dari biaya manufaktur. Bacflushing dapat diterapkan ke sistem Just in Time dimana diperlukan kecepatan begitu tinggi sehingga akuntansi tradisional tidak lagi praktis. Tujuan backflushing adalah mengurangi jumlah kejadian yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi. Perbedaan backflushing dengan job order costing dan process costing adalah kurangnya penelusuran terinci atas biaya work in process (WIP),akun persediaan tidak lagi disesuaiakan selama periode akuntansi,tetapi saldonya dikoreksi menggunakan ayat jurnal pada akhir periode.
Ciri-ciri Backflushing Costing :
o   Bahan baku yang diterima dari pemasok,dicatat didebet ke akun RIP ( Raw and in Process)
o   Penggunaan tenaga kerja langsung,dicatat didebet ke akun Harga Pokok Penjualan
o   Komponen biaya bahan baku atas produk selesai di backflush dari RIP
o   Komponen biaya bahan baku atas produk terjual di backflush dari barang Jadi
o   Diperlukan penyesuaian biaya konversi
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan backflush costing biasanya memenuhi tiga kondisi berikut :
1. Manajemen menginginkan sebuah sistem akuntansi yang sederhana. Tidak ada penelusuran terinci atas jumlah aktual biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung pabrikasi yang melalui serangkaian operasi,langkah demi langkah sampai pada titik penyelesaian
2. Masing-masing produk memiliki sekumpulan biaya yang dianggarkan atau biaya standar
3. Hasil keuangan dari backflush costing mendekati hasil yang diperoleh dengan penulusan rangkaian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar